page

Selasa, 23 Agustus 2011

jemari tangan

kalo lihat bekas luka di punggung telapak tangan sebelah kiri, jadi inget kejadian itu di bulan juni lalu.hhahah
luka itu muncul gak sengaja gara-gara friksi dengan tali carmentel pas rapling bersama saudara-saudara MAJAPALA di gua melirang, bungah, gresik. awalnya aku pikir cuma lecet biasa, ternyata dua jari kiriku (jari tengah, jari manis) mengalami luka bakar dalam. efeknya beberapa hari jari-jari itu kerasa panas , kadang cenat-cenut, sakit kalo gerak, dan membuat saya males ke KM (karena gak boleh kena air)
untuk sholat, mandi, makan, tidur pun tak enak
ngetik sms juga agak susah
mau keluar rumah, nyiapin perban dulu, nyetir motor juga susah
ngetik pake keyboard juga susah


ada kejadian autis yang (lagi-lagi) saya lakukan, yaitu pas di suruh ke sekolah buat ngambil ijazah.  ku kira ya tinggal ngambil aja gak pake cap jari-jarian, soalnya dulu berasa udah pernah cap tiga jari. sampe di sekolah, disuruh cap tiga jari kiri. gimana bisa cap tiga jari coba, orang dua dari tiga jari yang dipake buat cap itu masih ada lukanya.--"
andai cap tiga jari bisa menggunakan jemmpol, telunjuk, dan kelingking *gaya metal.hhahaha
kedatangan saya ke sekolah hari itu meleset dari tujuan utama, untungnya masih ada manfaaatnya, bisa melepas rindu bersama teman-teman setelah sekian lama tak berjumpa. :D

yah, sekarang kembali kepada jari-jari tangan kita. rasanya hidup ini terasa begitu susah tanpa kerja sama dari dua jari saja. sering kita menyepelekan hal-hal kecil yang membuat kita jarang bersyukur dan tak jarang kita tidak bisa menjaganya dengan baik. padahal Allah sudah memberikan banyak-banyak hal kecil yang harusnya kita syukuri dan kita jaga.namun, ketika kita mulai merasa "kehilangan" hal-hal kecil yang sebenarnya memiliki sesuatu yang luar biasa itu, kita hanya bisa menyesal saja.

selai itu, fungsi dari kelima jari-jari ditangan kita berbeda-beda tapi punya sesuatu yang dituju dan dikerjakan bersamaan. kalo salah satu jari kita "tidak bisa bekerja" dengan baik, maka tujuan dan pekerjaan yang dilakukan juga akan terasa lebih berat.
saya ibaratkan mereka seperti organisasi atau kelompok lah. anggap aja ada dua orang atau lebih, yang memiliki tujuan sama yang mana mereka memiliki tugas masing-masing dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut *belajar dari MAJAPALA.:D
misalkan, jempol seperti ketua dalam sebuah organisasi/kelompok, sedangkan yang lain anggota. seperti ceritaku tadi, kalo yang bisa kerja cuma jempol, telunjuk, dan kelingking, maka pekerjaan yang dilakukan akan lebih susah dan terasa lebih berat.

jadi pelajaran yang saya ambil dari kejadian tersebut
kita harus lebih pandai-pandai bersyukur,bisa menjaga dan merawat atas segala yang diberikan Allah kepada kita.
dalam hidup ini, Allah menciptakan perbedaan kepada setiap makhluknya agar kita bisa saling mengisi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
oh iya satu lagi pelajaran yang bisa diambil, kalo terjadi friksi di kulit usahain jangan sampe kena air, selain bikin luka makin parah, rasa yang ditimbulkan pas kena air ternyata cukup luar biasa.hhahahah

2 komentar:

  1. hhehehe,nice story and experience
    kapan2 ajari friksi ato rapling itu y nyim :)
    biar tanganku juga gitu ntar,dipikir2 keren juga :D

    BalasHapus
  2. ajari friksi? friksi itu kan 'kecelakaannya' --"
    keren dari mana coba? bekasnya masih ada lho

    BalasHapus